Tuesday, June 10, 2014

KELOMPOK 4 - THE CITY OF BANDUNG AND REVIEW OF BANDUNG SPATIAL PLANNING STRATEGIES IN 2005

THE CITY OF BANDUNG AND REVIEW OF BANDUNG SPATIAL PLANNING STRATEGIES IN 2005

Kelompok 4 :

Dzikri Hidayat                      10070310018
Muhammad Muhtaj Q.         10070310040
Risya Nurazizah                   10070311003


Review Jurnal :

ULASAN STRATEGI PENATAAN RUANG KOTA BANDUNG PADA TAHUN 2005

Secara fisik, Kota Bandung terletak di Jawa Barat, Indonesia dan merupakan ibu kota Provinsi Jawa Barat. Lokasi geografisnya adalah 1070 32 '38,91 "E dan 60 55' 19.94" S, sedangkan ketinggian adalah antara 675 m dan 1'050 m di atas permukaan laut. Kondisi topografi Bandung dapat dikategorikan menjadi dua bagian. Bagian Utara merupakan daerah pegunungan dengan panorama yang indah, sedangkan bagian selatan kota relatif rendah dengan daerah pertanian dan rawa-rawa. Kondisi atmosfer Bandung dapat digambarkan sebagai basah dan lembab. Suhu rata-rata adalah 23,6 ° C, sedangkan curah hujan bulanan mencapai 156,4 mm (rata-rata 15 hari hujan dalam setiap bulan).
Luas total Kota Bandung adalah167,29 km2. Kota Bandung dibagi ke dalam 6 Wilayah Pengembangan yang terdiri dari :
1.    Wilayah Pengembangan Bojonegara
2.    Wilayah Pengembangan Cibeunying
3.    Wilayah Pengembangan Tegallega
4.    Wilayah Pengembangan Karees
5.    Wilayah Pengembangan Ujungberung
6.    Wilayah Pengembangan 

Dari segi sosial, polik dan kelembagaan, Bandung dibangun pada tahun 1488 oleh Kerajaan Pajajaran. Selama waktu stabilisasi Republik Indonesia bentuk Kota diubah menjadi Staadsgemeente Bandoeng di 1 Juli 1948, Haminte Bandung 17 Januari 1949, dan akhirnya menjadi Bandung Big City (Kota Besar) pada 15 Agustus 1950. Adapun rencana awal wilayah Kota Bandung yang dibuat oleh Karsten adalah sebagai berikut.


Gambar
Rencana Karsten untuk Kota Bandung

Pada gambar ini dijelaskan bahwa Kota Bandung dibagi ke dalam :
1.    6 Wilayah Pengembangan
2.    26 Kecamatan (Kecamatan), dipimpin oleh Camat (Camat)
3.    139 Desa (Kelurahan), dipimpin oleh seorang Kepala Desa (Lurah)
4.    1.500 Asosiasi Masyarakat (Rukun Warga), dipimpin oleh seorang Pemimpin Asosiasi Masyarakat (Ketua RW)
5.    9.277 Asosiasi Sekitar (Rukun Tetangga), dipimpin oleh seorang Pemimpin Sekitar Association (Ketua RT seharusnya).


Secara sosial dan ekonomi, telah dilakukan Sensus Ekonomi Nasional 2003 penduduk Bandung telah mencapai 2.228.268 orang (dengan 1.113.267 perempuan dan laki-laki 1.115.001). Kepadatan penduduk rata-rata Bandung adalah 13'367 orang / km2, dengan kepadatan penduduk tertinggi di Bojongloa Kaler Kecamatan 38'149 orang / km2. Distribusi penduduk Kota Bandung berdasarkan wilayah disajikan pada tabel dan gambar berikut. Rupanya beberapa daerah padat penduduk di Kota memiliki masalah sosial dan lingkungan.


Dilihat dari pendidikannya, tingkat pendidikan masyarakat di Kota Bandung dapat dikatakan normal. Hanya 9.33% tidak menerima pendidikan, 82.09% telah menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah. 8,30% populasi derajat terus dari 1 Tahun Diploma untuk Sarjana, sedangkan 0,29% dari orang memegang Guru dan Gelar Doktor.


Dari segi ekonomi, telah dilakukan sensus ekonomi pada tahun 2003 jumlah penduduk miskin telah mencapai 34,34% dari total penduduk. Masalah kemiskinan sangat jelas dan telah menciptakan banyak masalah sosial seperti kriminalitas, daerah kumuh, dan ilegal jalan-jajanan seperti terlihat pada gambar berikut ini.
Gambar
Pemukiman Kumuh di Bandung


Kegiatan ekonomi utama kota adalah perdagangan dan industri manufaktur khususnya tekstil dan garmen. Antara tahun 1998 dan 2000, jumlah industri meningkat. Selain berbagai industri yang ada muncul juga banyak factori outlet, wisata kuliner dan tempat wisata alam di Kota Bandung yang turut meningkatkan PAD Bandung.
Dari segi lingkungan, Kebutuhan 2.228.268 penduduk di Bandung untuk sanitasi publik yang baik tidak mudah untuk menangani, karena ada pelayanan publik disintegrasi jaringan dalam struktur perkotaan yang ada. Misalnya sampai sekarang ada daerah kumuh tanpa akses ke air bersih, pengumpulan limbah padat dan limbah koleksi. Fenomena ini benar-benar ada di kebanyakan negara berkembang. Alasan utama adalah status ilegal kepemilikan tanah, kurangnya dana dan inefisiensi di Kotamadya dan Agen.
Lingkungan di Kota Bandung juga  terkait masalah lain adalah banjir tahunan. Karena perkembangan pesat di Bandung, terutama di wilayah utara yang merupakan daerah resapan air tanah, masalah banjir menjadi acara tahunan di bagian selatan Bandung. Penyebab lain dari ini mengotori masalah di sungai. Akumulasi sampah di sungai tampaknya juga menyebabkan banyak banjir lokal. Ternyata untuk mengubah sikap orang kita membutuhkan lebih banyak waktu dan upaya untuk mendidik mereka.
Selain masalah banjir, muncul juga masalah polusi udara yang diakibatkan dengan tingkat volume lalu lintas yang tinggi yang menimbulkan kemacetan.
Untuk mengatasi berbagai Permasalahan Kota Bandung tersebut dibuatlah Rencana Strategis Kota Bandung Tahun 2004-2008. Rencana Strategis Kota Bandung telah mengidentifikasi beberapa isu strategis yang harus diprioritaskan dalam program pembangunan 5-tahun. Isu-isu pembangunan strategis adalah:
1.    Pengembangan Sumber Daya Manusia
-       Meningkatkan sumber daya manusia (agen publik dan pemerintah)
-       Meningkatkan lembaga pendidikan di Kota
2.    Pembangunan ekonomi
-       Meningkatkan ekonomi masyarakat berdasarkan kesempatan yang sama kuat dan lokal
-       Menciptakan peluang investasi yang menarik untuk mempromosikan kesempatan kerja
-       Mengurangi kemiskinan
3.    Pengembangan Budaya - Sosial
-       Menciptakan kohesi sosial di masyarakat
-       Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam setiap proses pembangunan
-       Memanfaatkan potensi masyarakat Total
-       Mengontrol urbanisasi
4.    Perencanaan Kota
-       Memberikan pelayanan publik bagi semua warga Kota
-       Menyediakan infrastruktur yang baik untuk investasi baru terutama sistem transportasi
-       Mengembangkan bagian Timur Kota Bandung
-       Mengontrol masalah banjir
-       Mempertahankan infrastruktur kota
-       Mengurangi eksploitasi air tanah, dengan menyediakan pasokan air yang cukup bersih
-       Mengurangi polusi tanah, air dan udara
-       Meningkatkan kualitas hidup
-       Membuat pengelolaan sampah yang efisien dan efektif
5.    Tata Kelola yang Baik
-       Meningkatkan partisipasi stakeholder dalam semua proses pembangunan
-       Mempromosikan profesionalisme, akuntabilitas, dan agen pemerintah yang responsif
-       Meningkatkan infrastruktur pemerintah untuk pelayanan publik
-       Meningkatkan koordinasi antara kota di daerah Greater Bandung
6.    APBD
-       Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penganggaran
-       Membuat akuntabel, efektif, efisien sistem APBD
Isu-isu ini kemudian diterjemahkan ke dalam Vision, yang "Mempromosikan Bandung menjadi bersih, kaya, baik dan ramah City, berdasarkan industri jasa." Nanti setiap masalah juga diterjemahkan ke dalam program-program pembangunan yang lebih detail. Respon saya untuk rencana ini adalah keterbatasan waktu serta dampak langsung dari setiap program untuk Pembangunan Perkotaan.
Selain dibuat rencana strategis dibuat juga Mater Plan Kota Bandung Tahun 2013 tujuannya adalah untuk menciptakan efisiensi penggunaan lahan, mengintegrasikan pengembangan kota dan meningkatkan efektivitas pelayanan perkotaan. Ini juga termasuk beberapa rekomendasi dari Master Plan 1992. Enam Pengembangan Kecamatan yang diusulkan sesuai dengan lokasi geografis yang sama di dalam saluran layanan Sekunder pusat perkotaan.
Master Plan 2013 yang diusulkan delapan Pusat Perkotaan untuk menciptakan pelayanan perkotaan yang lebih baik. Dua Pusat Primer adalah Afrika di Area Asia (Pusat Kota yang ada) dan Gedebage sekitar. Ini diusulkan untuk menciptakan sebuah kota duo-sentris dan untuk mengurangi kemacetan lalu lintas di Pusat Kota.
Untuk perdagangan, Master Plan mengusulkan untuk mengembangkan pasar tradisional dan pusat perbelanjaan di Pusat Kota Sekunder untuk mengurangi kemacetan ke Pusat Primer. Beberapa pengembangan detail akan meliputi:
a.    Redevelopment pasar wilayah tradisional seperti Andir, Kiaracondong, dll
b.    Relokasi penggunaan lahan-konsisten pasar seperti Suci, Kordon, Balubur, Simpang, Gegerkalong, Palasari, Sukajadi
c.    Pembangunan kembali pasar grosir di Caringin dan Gedebage
Dalam rangka mengembangkan pariwisata dan rekreasi yang, beberapa strategi yang ditentukan dalam rencana, yaitu:
a.    Pertahankan area wisata budaya dan rekreasi yang ada
b.    Mengembangkan pusat perbelanjaan baru dan kawasan wisata budaya di Timur Bandung
c.    Mengontrol pengembangan pariwisata negatif seperti bar, pub, pijat, karaoke, dan lain-lain.
Rencana lain yang diusulkan dalam Rencana Induk 2013 adalah :
a.    Pasokan Air Bersih
b.    Sewage Sistem dan Pengolahan Air
c.    Limbah Padat Sistem dan Pengobatan
d.    kebakaran Station
e.    Energi dan Telekomunikasi
f.     Sarana Umum
Dalam analisis strategi penataan ruang, dapat disimpulkan bahwa karena kondisi yang ada dari pembangunan perkotaan di Bandung, Kotamadya Bandung 
telah mencoba upaya terbaik dalam menentukan strategi pembangunan perkotaan yang berkelanjutan dalam Rencana Induk 2013. Namun, sangat sulit untuk
menerapkan ini karena penerimaan publik yang rendah, pengendalian pembangunan kurang ketat serta keterbatasan hukum dan keuangan.

No comments:

Post a Comment