Tuesday, June 10, 2014

KELOMPOK 4 - THE CITY OF BANDUNG AND REVIEW OF BANDUNG SPATIAL PLANNING STRATEGIES IN 2005

THE CITY OF BANDUNG AND REVIEW OF BANDUNG SPATIAL PLANNING STRATEGIES IN 2005

Kelompok 4 :

Dzikri Hidayat                      10070310018
Muhammad Muhtaj Q.         10070310040
Risya Nurazizah                   10070311003


Review Jurnal :

ULASAN STRATEGI PENATAAN RUANG KOTA BANDUNG PADA TAHUN 2005

Secara fisik, Kota Bandung terletak di Jawa Barat, Indonesia dan merupakan ibu kota Provinsi Jawa Barat. Lokasi geografisnya adalah 1070 32 '38,91 "E dan 60 55' 19.94" S, sedangkan ketinggian adalah antara 675 m dan 1'050 m di atas permukaan laut. Kondisi topografi Bandung dapat dikategorikan menjadi dua bagian. Bagian Utara merupakan daerah pegunungan dengan panorama yang indah, sedangkan bagian selatan kota relatif rendah dengan daerah pertanian dan rawa-rawa. Kondisi atmosfer Bandung dapat digambarkan sebagai basah dan lembab. Suhu rata-rata adalah 23,6 ° C, sedangkan curah hujan bulanan mencapai 156,4 mm (rata-rata 15 hari hujan dalam setiap bulan).
Luas total Kota Bandung adalah167,29 km2. Kota Bandung dibagi ke dalam 6 Wilayah Pengembangan yang terdiri dari :
1.    Wilayah Pengembangan Bojonegara
2.    Wilayah Pengembangan Cibeunying
3.    Wilayah Pengembangan Tegallega
4.    Wilayah Pengembangan Karees
5.    Wilayah Pengembangan Ujungberung
6.    Wilayah Pengembangan 

Dari segi sosial, polik dan kelembagaan, Bandung dibangun pada tahun 1488 oleh Kerajaan Pajajaran. Selama waktu stabilisasi Republik Indonesia bentuk Kota diubah menjadi Staadsgemeente Bandoeng di 1 Juli 1948, Haminte Bandung 17 Januari 1949, dan akhirnya menjadi Bandung Big City (Kota Besar) pada 15 Agustus 1950. Adapun rencana awal wilayah Kota Bandung yang dibuat oleh Karsten adalah sebagai berikut.


Gambar
Rencana Karsten untuk Kota Bandung

Pada gambar ini dijelaskan bahwa Kota Bandung dibagi ke dalam :
1.    6 Wilayah Pengembangan
2.    26 Kecamatan (Kecamatan), dipimpin oleh Camat (Camat)
3.    139 Desa (Kelurahan), dipimpin oleh seorang Kepala Desa (Lurah)
4.    1.500 Asosiasi Masyarakat (Rukun Warga), dipimpin oleh seorang Pemimpin Asosiasi Masyarakat (Ketua RW)
5.    9.277 Asosiasi Sekitar (Rukun Tetangga), dipimpin oleh seorang Pemimpin Sekitar Association (Ketua RT seharusnya).


Secara sosial dan ekonomi, telah dilakukan Sensus Ekonomi Nasional 2003 penduduk Bandung telah mencapai 2.228.268 orang (dengan 1.113.267 perempuan dan laki-laki 1.115.001). Kepadatan penduduk rata-rata Bandung adalah 13'367 orang / km2, dengan kepadatan penduduk tertinggi di Bojongloa Kaler Kecamatan 38'149 orang / km2. Distribusi penduduk Kota Bandung berdasarkan wilayah disajikan pada tabel dan gambar berikut. Rupanya beberapa daerah padat penduduk di Kota memiliki masalah sosial dan lingkungan.


Dilihat dari pendidikannya, tingkat pendidikan masyarakat di Kota Bandung dapat dikatakan normal. Hanya 9.33% tidak menerima pendidikan, 82.09% telah menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah. 8,30% populasi derajat terus dari 1 Tahun Diploma untuk Sarjana, sedangkan 0,29% dari orang memegang Guru dan Gelar Doktor.


Dari segi ekonomi, telah dilakukan sensus ekonomi pada tahun 2003 jumlah penduduk miskin telah mencapai 34,34% dari total penduduk. Masalah kemiskinan sangat jelas dan telah menciptakan banyak masalah sosial seperti kriminalitas, daerah kumuh, dan ilegal jalan-jajanan seperti terlihat pada gambar berikut ini.
Gambar
Pemukiman Kumuh di Bandung


Kegiatan ekonomi utama kota adalah perdagangan dan industri manufaktur khususnya tekstil dan garmen. Antara tahun 1998 dan 2000, jumlah industri meningkat. Selain berbagai industri yang ada muncul juga banyak factori outlet, wisata kuliner dan tempat wisata alam di Kota Bandung yang turut meningkatkan PAD Bandung.
Dari segi lingkungan, Kebutuhan 2.228.268 penduduk di Bandung untuk sanitasi publik yang baik tidak mudah untuk menangani, karena ada pelayanan publik disintegrasi jaringan dalam struktur perkotaan yang ada. Misalnya sampai sekarang ada daerah kumuh tanpa akses ke air bersih, pengumpulan limbah padat dan limbah koleksi. Fenomena ini benar-benar ada di kebanyakan negara berkembang. Alasan utama adalah status ilegal kepemilikan tanah, kurangnya dana dan inefisiensi di Kotamadya dan Agen.
Lingkungan di Kota Bandung juga  terkait masalah lain adalah banjir tahunan. Karena perkembangan pesat di Bandung, terutama di wilayah utara yang merupakan daerah resapan air tanah, masalah banjir menjadi acara tahunan di bagian selatan Bandung. Penyebab lain dari ini mengotori masalah di sungai. Akumulasi sampah di sungai tampaknya juga menyebabkan banyak banjir lokal. Ternyata untuk mengubah sikap orang kita membutuhkan lebih banyak waktu dan upaya untuk mendidik mereka.
Selain masalah banjir, muncul juga masalah polusi udara yang diakibatkan dengan tingkat volume lalu lintas yang tinggi yang menimbulkan kemacetan.
Untuk mengatasi berbagai Permasalahan Kota Bandung tersebut dibuatlah Rencana Strategis Kota Bandung Tahun 2004-2008. Rencana Strategis Kota Bandung telah mengidentifikasi beberapa isu strategis yang harus diprioritaskan dalam program pembangunan 5-tahun. Isu-isu pembangunan strategis adalah:
1.    Pengembangan Sumber Daya Manusia
-       Meningkatkan sumber daya manusia (agen publik dan pemerintah)
-       Meningkatkan lembaga pendidikan di Kota
2.    Pembangunan ekonomi
-       Meningkatkan ekonomi masyarakat berdasarkan kesempatan yang sama kuat dan lokal
-       Menciptakan peluang investasi yang menarik untuk mempromosikan kesempatan kerja
-       Mengurangi kemiskinan
3.    Pengembangan Budaya - Sosial
-       Menciptakan kohesi sosial di masyarakat
-       Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam setiap proses pembangunan
-       Memanfaatkan potensi masyarakat Total
-       Mengontrol urbanisasi
4.    Perencanaan Kota
-       Memberikan pelayanan publik bagi semua warga Kota
-       Menyediakan infrastruktur yang baik untuk investasi baru terutama sistem transportasi
-       Mengembangkan bagian Timur Kota Bandung
-       Mengontrol masalah banjir
-       Mempertahankan infrastruktur kota
-       Mengurangi eksploitasi air tanah, dengan menyediakan pasokan air yang cukup bersih
-       Mengurangi polusi tanah, air dan udara
-       Meningkatkan kualitas hidup
-       Membuat pengelolaan sampah yang efisien dan efektif
5.    Tata Kelola yang Baik
-       Meningkatkan partisipasi stakeholder dalam semua proses pembangunan
-       Mempromosikan profesionalisme, akuntabilitas, dan agen pemerintah yang responsif
-       Meningkatkan infrastruktur pemerintah untuk pelayanan publik
-       Meningkatkan koordinasi antara kota di daerah Greater Bandung
6.    APBD
-       Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penganggaran
-       Membuat akuntabel, efektif, efisien sistem APBD
Isu-isu ini kemudian diterjemahkan ke dalam Vision, yang "Mempromosikan Bandung menjadi bersih, kaya, baik dan ramah City, berdasarkan industri jasa." Nanti setiap masalah juga diterjemahkan ke dalam program-program pembangunan yang lebih detail. Respon saya untuk rencana ini adalah keterbatasan waktu serta dampak langsung dari setiap program untuk Pembangunan Perkotaan.
Selain dibuat rencana strategis dibuat juga Mater Plan Kota Bandung Tahun 2013 tujuannya adalah untuk menciptakan efisiensi penggunaan lahan, mengintegrasikan pengembangan kota dan meningkatkan efektivitas pelayanan perkotaan. Ini juga termasuk beberapa rekomendasi dari Master Plan 1992. Enam Pengembangan Kecamatan yang diusulkan sesuai dengan lokasi geografis yang sama di dalam saluran layanan Sekunder pusat perkotaan.
Master Plan 2013 yang diusulkan delapan Pusat Perkotaan untuk menciptakan pelayanan perkotaan yang lebih baik. Dua Pusat Primer adalah Afrika di Area Asia (Pusat Kota yang ada) dan Gedebage sekitar. Ini diusulkan untuk menciptakan sebuah kota duo-sentris dan untuk mengurangi kemacetan lalu lintas di Pusat Kota.
Untuk perdagangan, Master Plan mengusulkan untuk mengembangkan pasar tradisional dan pusat perbelanjaan di Pusat Kota Sekunder untuk mengurangi kemacetan ke Pusat Primer. Beberapa pengembangan detail akan meliputi:
a.    Redevelopment pasar wilayah tradisional seperti Andir, Kiaracondong, dll
b.    Relokasi penggunaan lahan-konsisten pasar seperti Suci, Kordon, Balubur, Simpang, Gegerkalong, Palasari, Sukajadi
c.    Pembangunan kembali pasar grosir di Caringin dan Gedebage
Dalam rangka mengembangkan pariwisata dan rekreasi yang, beberapa strategi yang ditentukan dalam rencana, yaitu:
a.    Pertahankan area wisata budaya dan rekreasi yang ada
b.    Mengembangkan pusat perbelanjaan baru dan kawasan wisata budaya di Timur Bandung
c.    Mengontrol pengembangan pariwisata negatif seperti bar, pub, pijat, karaoke, dan lain-lain.
Rencana lain yang diusulkan dalam Rencana Induk 2013 adalah :
a.    Pasokan Air Bersih
b.    Sewage Sistem dan Pengolahan Air
c.    Limbah Padat Sistem dan Pengobatan
d.    kebakaran Station
e.    Energi dan Telekomunikasi
f.     Sarana Umum
Dalam analisis strategi penataan ruang, dapat disimpulkan bahwa karena kondisi yang ada dari pembangunan perkotaan di Bandung, Kotamadya Bandung 
telah mencoba upaya terbaik dalam menentukan strategi pembangunan perkotaan yang berkelanjutan dalam Rencana Induk 2013. Namun, sangat sulit untuk
menerapkan ini karena penerimaan publik yang rendah, pengendalian pembangunan kurang ketat serta keterbatasan hukum dan keuangan.

Monday, June 9, 2014

Resume Power Point (Informasi Mengenai Peta dan Sistem Koordinatnya)

1.     Sistem Koordinat
Dasar utama dari pembuatan Peta adalah Pengadaan sistem koordinat yang dapat menghubungkan antara satu titik dengan titik yang lainnya dan digunakan untuk menunjukkan suatu titik di Bumi berdasarkan garis lintang dan garis bujur.

Garis Lintang (Latitude)
Garis vertikal yang mengukur sudut antara suatu titik dengan garis Katulistiwa.Harga besarannya adalah :

§ Dari 0 Derajat - 90 derajat kearah kutub utara dari ekuator disebut Lintang Utara (LU)
§ Dari 0 Derajat - 90 derajat kearah kutub selatan dari ekuator disebut Lintang Selatan (LS)

Garis Bujur (Longitude)
Garis horizontal yang mengukur sudut antara suatu titik dengan titik nol di Bumi yaitu Greenwich di London yang merupakan titik bujur 0° atau 360° yang diterima secara internasional.Harga besarannya adalah:

§ Dari 0 derajat - 180 derajat kearah barat dari Meridian nol disebut Bujur Barat (BB)
§ Dari 0 derajat - 180 derajat kearah timur dari Meridian nol disebut Bujur Timur (BT)

Koordinat Geografis titik P (φ,λ)
Koordinat lintang (φ) titik P adalah sudut yang dibentuk antara sumbu X dengan garis normal, dimana garis normal adalah garis yang tegak lurus dengan permukaan ellipsoid. Sedangkan koordinat bujur (λ) adalah sudut yang dibentuk antara meridian nol dengan meridian titik P pada pusat ellipsoid. Sedangkan tinggi (h) adalah selisih antara titik P pada permukaan bumi dan pada ellipsoid yang ditarik terhadap garis normal.

2. Proyeksi PetaPada prinsipnya arti proyeksi peta adalah usaha mengubah bentuk bidang lengkung ke bentuk bidang datar, dengan persyaratan bentuk yang diubah itu harus tetap, luas permukaan yang diubah harus tetap dan jarak antara satu titik dengan titik yang lain di atas permukaan yang diubah harus tetap.

Dalam pembuatan peta apabila kita ingin menggambarkan perubahan benda yang berukuran tiga dimensi ke benda yang berukuran dua dimensi, benda itu harus diproyeksikan ke bidang datar. Teknik proyeksi ini juga berlaku untuk memindahkan letak titik-titik pada permukaan bumi ke bidang datar yang dinamakan Proyeksi Peta.

Secara khusus pengertian dari proyeksi peta adalah cara memindahkan sistem paralel (garis lintang) dan meridian (garis bujur) berbentuk bola (Globe) ke bidang datar (peta). Hasil pemindahan dari globe ke bidang datar ini akan menjadi peta.Pemindahan dari globe ke bidang datar harus diusahakan akurat. Agar kesalahan diperkecil sampai tidak ada kesalahan maka proses pemindahan harus memperhatikan syarat-syarat di bawah ini:

§ Bentuk-bentuk di permukaan bumi tidak mengalami perubahan (harus tetap),persis seperti pada gambar peta di globe bumi.
§ Luas permukaan yang diubah harus tetap.
§ Jarak antara satu titik dengan titik lain di atas permukaan bumi yang diubah harus tetap.

Di dalam proses pembuatan peta untuk dapat memenuhi ketiga syarat di atas sekaligus adalah suatu hal yang tidak mungkin. Bahkan untuk dapat memenuhi satu syarat saja untuk seluruh bola dunia juga merupakan hal yang tidak mungkin, yang bisa dipenuhi hanyalah satu saja dari syarat-syarat di atas dan ini hanya untuk sebagian kecil dari muka bumi.

Jenis Proyeksi Peta
Jenis proyeksi peta bermacam-macam, kali ini akan dijelaskan sedikit mengenai jenis proyeksi berdasarkan bidang proyeksinya yaitu proyeksi bidang datar (azimuthal), proyeksi kerucut (conical) dan proyeksi tabung (silindris).

Proyeksi Peta

1. Proyeksi bidang datar (azimuthal)

Proyeksi ini menggunakan bidang datar sebagai proyeksinya. Proyeksi azimuthal paling baik digunakan untuk memetakan wilayah kutub.

2. Proyeksi bidang kerucut (conical)

Proyeksi ini menggunakan bidang kerucut sebagai proyeksinya. Proyeksi conical ini paling baik untuk memetakan wilayah bumi lintang subtropis seperti Amerika, Jepang, Eropa.

3. Proyeksi tabung (silindris)

Proyeksi ini menggunakan bidang silindris sebagai proyeksinya. Proyeksi silindris ini cocok digunakan untuk memetakan wilayah bagian equator seperti Indonesia.

Proyeksi Transverse Mercator (TM)

Proyeksi Transerve Mercator adalah proyeksi silinder yang bersifat Pemetaan dengan wilayah yang wilayah memanjang dengan arah utara-selatan, umumnya menggunakan proyeksi silinder, transversal, konform, dan menyinggung meridian yang berada tepat di tengah wilayah pemetaan tersebut. Proyeksi ini dikenal dengan proyeksi Tranverse Mercator (TM) atau Universal Tranverse Mercator (UTM). Pada proyeksi ini secara Geometris silindernya menyinggung bola bumi pada sebuah meridian yang disebut (central meridian) meridian tengah.

Sistem Grid Universal Transverse Mercator (UTM)
Sistem kordinat UTM (Universal Transverse Mercator) adalah rangkaian proyeksi Transverse Mercator untuk global dimana bumi dibagi menjadi 60 bagian zona. Setiap zona mencangkup 6 derajat bujur (longitude) dan memiliki meridian tengah tersendiri. Berbeda dengan koordinat geografi yang satuan unitnya adalah derajat,koordinat UTM menggunakan satuan unit meter
Proyeksi UTM adalah proyeksi yang memiliki mercator yang memiliki sifat-sifat khusus. Sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh proyeksi UTM adalah :

§ Proyeksi : Transvere Mercator dengan lebar zone 6°.

§ Sumbu pertama (ordinat / Y) : Meridian sentral dari tiap zone

§ Sumbu kedua (absis / X) : Ekuator

§ Satuan : Meter

§ Absis Semu (T) : 500.000 meter pada Meridian sentral

§ Ordinat Semu (U) : 0 meter di Ekuator untuk belahan bumi bagian Utara dan 10.000.000 meter di Ekuator untuk belahan bumi bagian Selatan

§ Faktor skala : 0,9996 (pada Meridian sentral)

§ Penomoran zone : Dimulai dengan zone 1 dari 180° BB s/d 174° BB,Tzone 2 dari 174° BB s/d 168° BB, dan seterusnya sampai zone 60 yaitu dari 174° B s/d 180° BT.

§ Batas Lintang : 84° LU dan 80° LS dengan lebar lintang untuk masing-masing zone adalah 8°, kecuali untuk bagian lintang X yaitu 12°.

§ Penomoran bagian derajat lintang : Dimulai dari notasi C , D, E, F sampai X (notasi huruf I dan O tidak digunakan).



Proyeksi Peta yang umum dipakai di Indonesia
1) Proyeksi Polyeder

Proyeksi Polyeder adalah proyeksi kerucut normal konform. Pada proyeksi ini, setiap bagian derajat dibatasai oleh dua garis paralel dan dua garis meridian yang masing-masing berjarak 20′. Diantara kedua paralel tersebut terdapat garis paralel rata-rata yang disebut sebagai paralel standar dan garis meridian rata-rata yang disebut meridian standar. Titik potong antara garis paralel standar dan garis meridian standar disebut sebagi ‘titik nol’ (Ï•0, λ0) bagian derajat tersebut. Setiap bagian derajat proyeksi Polyeder diberi nomor dengan dua digit angka. Digit pertama yang menggunakan angka romawi menunjukan letak garis paralel standar (Ï•0) sedangkan digit kedua yang menggunakan angka arab menunjukan garis meridian standarnya (λ0).

Untuk wilayah Indonesia penomoran bagian derajatnya adalah :

Æ’ - Paralel standar : dimulai dari I (Ï•0=6°50′ LU) sampai LI (Ï•0=10°50′ LU)

Æ’ - Meridian standar : dimulai dari 1 (λ0=11°50′ BT) sampai 96 (λ0=19°50′ BT)

Proyeksi Polyeder beracuan pada Ellipsoida Bessel 1841 dan meridian nol Jakarta (λjakarta=106°48′ 27′′,79 BT)

3. Konstruksi Peta

Pada setiap peta disajikan garis-garis kerangka atau yang dikenal sebagai konstruksi peta, dalam bentuk garis gratikul (graticule) dan atau garis Grid. Umumnya garis-garis yang terdapat pada muka Peta Tergantung Pada Garis Petanya, Jika Garis Tepi Peta dalam bentuk Grid Maka Garis-garis Pada Muka Peta juga dalam bentuk garis grid, sedangkan jika garis tepi peta dalam bentuk gratikul, maka garis-garis pada muka peta juga dalam bentuk gratikul.

· Grid
Grid adalah seperangkat garis ataupun tanda lainnya yang menunjukan jarak linier dalam satuan meter. Grid ditunjukkan dalam bentuk system koordinat UTM (Universal Transverse Mercator).

· Graticule

Graticule adalah seperangkat garis ataupun tanda lainnya yang menunjukkan posisi lintang dan bujur. Graticule hanya dapat dibuat apabila system proyeksi data spatialnya adalah geographic.

4. Skala Peta

Skala adalah angka yang menunjukkan perbandingan jarak di peta dengan jarak sebenarnya. Ada beberapa istilah di dalam penyebutan suatu skala peta yaitu:

o Peta kadaster (1:100 - 1:5.000) = skala sangat besar. Contoh: Peta Badan Pertanahan Nasional, Peta Sertifikat Tanah, Peta Perencanaan Pembangunan/Proyek, Peta Wilayah RT dan RW.

o Peta skala besar (1:5.001 - 1:250.000). Contoh: Peta Desa, Peta Kelurahan, Peta Kecamatan dan Peta Kotamadya.

o Peta skala menegah (1:250.001 - 1:500.000). Contoh: Peta Kabupaten dan Peta Propinsi.

o Peta skala kecil (1:500.001 - 1:1.000.000). Contoh: Peta Pulau Kalimantan dan Peta Negara

o Peta geografis ( > 1:1.000.001) = skala sangat kecil. Contoh: Peta Regional Asia Timur, dan Peta Dunia.

Penyajian Skala Peta

Klasifikasi skala berdasarkan cara penyajian :

a. Skala angka (numeris) merupakan suatu cara penyajian skala peta dengan menuliskan langsung besaran skala tersebut.Contoh skala numeris 1:100.000, 1:250.000 dst. Kelemahan =Tidak dapat mengontrol kebenaran skala suatu peta yangt elah mengalami perubahan baik karena cuaca ataupun akibat pencetakan peta. Kelebihan= Mudah dibaca oleh setiap pemakai peta

b. Skala garis (grafis) adalah suatu bentuk penyajian skala peta di atas garis lurus yang mempunyai panjang tertentu. Pada sisi garis yang satu dituliskan panjang garis tersebut di peta (dalam satuan cm) serta pada sisi yang lain dituliskan panjang garis tersebut dilapangan (dalam satuan m / km), sehingga kedua panjang garis tersebut mempunyai perbandingan yang sesuai dengan angka perbandingan skala peta tersebut. Kelemahan = Sulit Untuk Dibaca Secara Langsung. Kelebihan= ikut berubah(membesar atau mengecil) sesuai dengan perubahan bahan dasar (kertas) peta.








Sistem Informasi Geografis

Sistem Informasi Geografis
Sistem informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memangggil kembali, mengolah, menganalisis dan menghasilkan data bereferensi geografis atau data geospatial, untuk mendukung pengambilan keputusan dalam perencanaan dan pengelolaan penggunaan lahan, sumber daya alam, lingkungan transportasi, fasilitas kota, dan pelayanan umum lainnya.
Manfaat GIS
·         Manfaat secara umum : Memberikan informasi yang mendekati kondisi dunia nyata, memprediksi suatu hasil dan perencanaan strategis.

·         Menjelaskan tentang lokasi atau letak.

Lokasi dapat dijelaskan dengan memberi keterangan tentang nama, kode pos, letak latitude dan atribut lain tentang suatu daerah. SIG menyimpan informasi ini sebagai data atribut dan digambarkan secara spasial.
ex: menjelaskan tentang lokasi / letak kota kediri.
·         Menjelaskan kondisi ruang.
                        Ruang yang dimaksud adalah tempat tertentu dengan satu atau beberapa             syarat tertentu.
Misal : dibutuhkan informasi untuk pemukiman yang ideal, sedangkan pemukiman yang ideal pasti memiliki syarat tertentu yang sesuai dengan pemukiman tersebut.Pada akhirnya dengan SIG, dapat menjelaskan secara keseluruhan tentang kondisi suatu kawasan dalam kaitannya dengan tujuan tertentu.
ex: pemilihan lokasi untuk perum REAL ESTATE.
·         Menjelaskan suatu kecenderungan(TREND)
Analisa spasial dalam sig dapat dilakukan secara multi temporal dengan menggunakan data multi waktu.Perkembangan antar waktu dari beberapa data tsb menjadi dasar analisa kemungkinan yang akan terjadi pada masa depan.
Analisis ini akan memberi penjelasan tentang sesuatu yang mungkin akan terjadi dimasa mendatang dengan penggambaran lokasi dimana fenomena tersebut akan terjadi.
Ex: lokasi dekat gunung kelud
·         Menjelaskan tentang pola spasial (Spatial Patern)
Dengan mengetahui pola – pola suatu fenomena secara spasial, dapat dicari korelasinya dengan fenomena lain seperti bentuk penyebaran penyakit, pola pengembangan wilayah, pembangunan sarana dan prasarana, sistem keamanan dll.
Ex: pemukiman dekat rawa, membuat pola penyebaran dbd
·         Pemodelan
Pemodelan mengaitkan berbagai informasi tentang letak, kondisi lokasi, pola, dan kecenderungannya yang akan terjadi dimasa yang akan datang secara bersama – sama atau sebagian.Dalam sebuah pemodelan dibentuk sebuah formulasi yang memungkinkan dilakukan manipulasi data input. Hasil keluaran dari pemodelan merupakan gambaran fenomena yang akan terjadi.
Ex: Kota Surabaya mudah terjangkit panu.Maka kota-kota lain yang setipe,fenomena yang akan datang dimungkinkan sama.
Jenis GIS
·         Sistem manual (analog)
·         Sistem otomatis (yang berbasis digital komputer)
perbedaan yang paling mendasar terletak pada cara pengelolaannya.
·         Sistem informasi manual biasanya menggabungkan beberapa data seperti peta, lembar transparansi untuk tumpang susun (overlay), foto udara, laporan statistik dan laporan survey lapangan. Kesemua data tersebut dikompilasi dan dianalisis secara manual dengan alat tanpa komputer.
·         Sistem informasi geografis otomatis telah menggunakan komputer sebagai sistem pengolah data melalui proses digitasi. Sumber data digital dapat berupa citra satelit atau foto udara digital serta foto udara yang terdigitasi. Data lain dapat berupa peta dasar terdigitasi
Komponen SIG
·         Hardware (Perangkat keras).
·         Software (Perangkat lunak).
·         Data.
·         Sumber daya manusia.
·         Metode.
Keterangan Komponen GIS
·         Hardware
SIG membutuhkan hardware atau perangkat komputer yang memiliki spesifikasi lebih tinggi dibandingkan dengan sistem informasi lainnya untuk menjalankan software-software SIG, seperti kapasitas Memory (RAM), Hard-disk, Prosesor serta VGA Card.
Hal terygsebut disebabkan karena data-data yang digunakan dalam SIG baik data vektor maupun data raster penyimpanannya membutuhkan ruang yang besar dan dalam proses analisanya membutuhkan memory yang besar dan prosesor yang cepat .
·         Software.
Sebuah software SIG haruslah menyediakan fungsi dan tool yang mampu melakukan penyimpanan data, analisis dan menampilkan informasi geografis. Dengan demikian elemen yang harus terdapat dalam komponen software SIG adalah:
o   Tools untuk melakukan input dan transformasi data geografis.
o   Sistem manajemen basis data.
o   Tool yang mendukung query geografis, analisis dan visualisasi.
o   Graphical User Interface (GUI) untuk memudahkan akses pada tool  geografi.
Data
Hal yang merupakan komponen penting dalam SIG adalah data. Secara fundamental SIG bekerja dengan dua tipe model data geografis yaitu model data vektor dan model data raster.Dalam SIG, setiap data Geografis memiliki data tabular yang berisi informasi spasial . Data tabular tersebut dapat direlasikan oleh SIG dengan sumber data lain seperti basis data yang berada diluar tools SIG.
·         Jenis Data
o   Data Spasial : terdiri dari data vektor dan data raster.
Pengertian :suatu data yang mengacu pada posisi, obyek, dan hubungan diantaranya dalam ruang bumi.
o   Data vektor.
Informasi posisi point, garis dan polyangon disimpan dalam bentuk x,y koordinat. Suatu lokasi point dideskripsikan melalui sepasang koordinat x,y. Bentuk garis , seperti jalan dan sungai dideskripsikan sebagai kumpulan dari koordinat-koordinat point. Bentuk poligon, seperti zona project disimpan sebagai pengulangan koordinat yang tertutup.
o   Data raster.
Model data ini erdiri dari sekumpulan grid/sel seperti peta hasil scanning maupun gambar/image. Masing-masing grid/sel atau pixel memiliki nilai tertentu yang bergantung pada bagaimana image tersebut digambarkan. Sebagai contoh, pada sebuah image hasil penginderaan jarak jauh dari sebuah satelit, masing – masing pixel direpresentasikan sebagai panjang gelombang cahaya yang dipantulkan dari posisi permukaan bumi dan diterima oleh satellit dalam satuan luas tertentu yang disebut pixel. Pada image hasil scanning, masing – masing pixel merepresentasikan keterangan nilai yang berasosiasi dengan point-point tertentu pada image hasil scanning tersebut.
·         Manusia (SDM). 
Teknologi SIG tidaklah menjadi bermanfaat tanpa manusia yang mengelola sistem dan membangun perencanaan yang dapat diaplikasikan sesuai kondisi dunia nyata. Sama seperti pada Sistem Informasi lain pemakai SIG pun memiliki tingkatan tertentu , dari tingkat spesialis teknis yang mendesain dan memelihara sistem sampai pada pengguna yang menggunakan SIG untuk menolong pekerjaan mereka sehari-hari.
·         METODE.
SIG yang baik memiliki keserasian antara rencana desain yang baik dan aturan dunia nyata, dimana metode, model dan implementasi akan berbeda-beda untuk setiap permasalahan. Metode analisis pada GIS pada prinsipnya mendasarkan pada dua hal : Data atribut (ex : jarak dan luas) dan data spasial.
Subsistem Utama GIS
1.    Sub-sistem Masukan,
Perangkat untuk menyediakan data sampai siap dimanfaatkan oleh pengguna; yang berupa peralatan pemetaan terestris, fotogrametri, digitasi, scanner, dsb. Pada umumnya output dari perangkat tersebut berupa peta, citra dan tayangan gambar lainnya.
a.    Data spasial (keruangan), yaitu data yang menunjukkan ruang, lokasi atau tempat di permukaan bumi. Data spasial berasal dari peta analog, foto udara dan penginderaan jauh dalam bentuk cetak kertas.
b.    Data atribut (deskriptis), yaitu data yang terdapat pada ruang atau tempat. Atribut menjelaskan suatu informasi. Data atribut diperoleh dari statistik, sensus, catatan lapangan dan tabular (data yang disimpan dalam bentuk tabel) lainnya. Data atribut dapat dilihat dari segi kualitas, misalnya kekuatan pohon. Dan dapat dilihat dari segi kuantitas, misalnya jumlah pohon.
c.    Sub-sistem Database, Digitasi peta dasar pada berbagai wilayah/daerah cakupan dengan berbagai skala telah dan terus dilakukan dalam rangka membangun sistem database spasial yang mudah diperbaharui dan digunakan dengan data literal sebagai komponen utamanya.
d.    Sub-sistem Penyajian Informasi,Dilakukan dengan berbagai media agar mudah dimanfaatkan oleh pengguna.
Sub-sistem Pengolahan Data,Pengolahan data baik yang berupa vektor maupun raster dapat dilakukan dengan berbagai software seperti AUTOCAD, ARC/INFO, ERDAS, MAPINFO, ILWIS. Untuk metode vektor biasanya disebut digitasi sedangkan raster dikenal dengan metode overlay. Salah satu karakteristik software GIS adalah adanya sistem Layer (pelapisan) dalam menggabungkan beberapa unsur informasi (penduduk, tempat tinggal, jalan, persil tanah, dll). Seperti: Layer, Coverage (ArcInfo produk ESRI), Theme (ArcView produk ESRI), Layer (AutoCAD Map produk Autodesk), Table (MapInfo produk MapInfo Corp.), dan lain-lainya.
Pengetahuan Peta
Adapun persyaratan-persyaratan geometrik yang harus dipenuhi oleh suatu peta sehingga menjadi peta yang ideal adalah:
1.    Jarak antara titik-titik yang terletak di atas peta harus sesuai dengan jarak aslinya di permukaan bumi (dengan memperhatikan faktor skala tertentu).
2.    Luas suatu unsur yang direpresentasikan di atas peta harus sesuai dengan luas sebenarnya (juga dengan mempertimbangkan skalanya).
3.    Sudut atau arah suatu garis yang direpresentasikan di atas peta harus sesuai dengan arah yang sebenarnya (seperti di permukaan bumi).
4.    Bentuk suatu unsur yang direpresentasikan di atas peta harus sesuai dengan bentuk yang sebenarnya (juga dengan mempertimbangkan faktor skalanya).

Contoh Aplikasi GIS :
·         Bidang Telekomunikasi, digunakan untuk manajemen inventarisasi jaringan telekomunikasi, perencanaan jaringan tahun berikutnya, seperti halnya penentuan letak sentral, RK, DP yang optimal dan seterusnya sampai ke pelanggan, dll.
·         Bidang Sumberdaya Alam, mencakup inventarisasi, manajemen, dan kesesuaian lahan untuk pertanian, perkebunan, perikanan, kehutanan, perencanaan tata guna lahan, analisa daerah rawan bencana alam, dsb.
·         Bidang Lingkungan, mencakup perencanaan sungai, danau, laut, evaluasi pengendapan lumpur/sedimen, pemodelan pencemaran udara, limbah berbahaya dsb.
·         Bidang Ekonomi, Bisnis, marketing, mencakup penentuan lokasi bisnis yang prospektif untuk bank, pasar swalayan, mesin ATM dsb.
·         Bidang Trasportasi dan Perhubungan, mencakup inventarisasi jaringan transportasi, analisa kesesuain dan penentuan rute-rute alternatif transportasi, manajemen pemeliharaan dan perencanaan perluasan jalan,dsb.
·         Bidang Kesehatan, mencakup penyediaan data atribut dan spasial yang menggambarkan distribusi penderita suatu penyakit,pola penyebaran penyakit, distribusi unit kesehatan, dsb.
Perbandingan Peta dengan GIS

PETA
GIS
- Statis
- Statis dan dinamis
- Proses updating mahal
- Proses updating mudah
- Kompleks
- Fleksibel
- Diskrit (lembar per lembar)
- Kontinyu dan yang perlu saja
- Tidak Memungkinkan analisa dan
- Sangat mungkin untuk analisa dan
- Modeling secara langsung
- modeling secara langsung
- Menurunkan (generate) data perlu
- Menurunkan (generate) data tidak
-   Interpretasi
 -  perlu interpretasi
GIS dibutuhkan  untuk data spatial penanganannya sangat sulit terutama karena peta dan data statistik cepat kadaluarsa sehingga tidak ada pelayanan penyediaan data dan informasi yang diberikan menjadi tidak akurat.
Berikut adalah dua keistimewaan analisa melalui GIS :
Analisa proximity
Analisa Proximity merupakan suatu analisa geografis yang berbasis pada jarak antar layer.
Dalam analisis proximity GIS menggunakan proses yang disebut dengan buffering(membangun lapisan pendukung sekitar layer dalam jarak tertentu) untuk menentukan dekatnya hubungan antara sifat bagian yang ada.
Analisis buffer mendasarkan pencarian lokasi  pada data spasial dan atribut jarak
Metode buffer sering digunakan sebagai alat analisis seperti : kasus pelebaran jalan, pembuatan jaringan pipa, pembebasan tanah,dll
Buffer memberikan hasil berupa informasi spasial daerah yang memenuhi kriteria serta luasan dan jarak daerah tersebut

Analisa overlay
Proses integrasi data dari lapisan-lapisan layer yang berbeda disebut dengan overlay.
Secara analisa membutuhkan lebih dari satu layer yang akan ditumpang susun secara fisik agar bisa dianalisa secara visual.
Sebagai contoh overlay atau spasial join yaitu integrasi antara data tanah, lereng dan vegetasi, atau kepemilikan lahan dengan nilai taksiran pajak bumi.
Tambahan
Analisa grafis. Memudahkan pembaca peta menganalisis sebuah fenomena.
Grafik dapat ditampilkan secara bersama – sama dengan peta baik dalam bentuk grafik atau pun dimodifikasi menjadi sebuah peta tematik.
Dengan demikian, GIS diharapkan mampu memberikan kemudahan-kemudahan yang diinginkan yaitu:
1.    Penanganan data geospasial menjadi lebih baik dalam format baku.
2.    Revisi dan pemutakhiran data menjadi lebih muda.
3.    Data geospasial dan informasi menjadi lebih mudah dicari, dianalisa dan  direpresentasikan.
4.    Menjadi produk yang mempunyai nila tambah.
5.    Kemampuan menukar data geospasial.
6.    Penghematan waktu dan biaya.
7.    Keputusan yang diambil menjadi lebih baik.
Sumber Informasi Geografi
Gejala-gejala litosfer
Gejala-gejala ini meliputi relief dan topografi, jenis tanah dan batuan, serta sistem pelapisan batuan. Contoh informasi geografi yang berasal dari gejala litosfer lihat gambar di bawah ini.
Gejala-gejala hidrosfer.
Gejala-gejala ini meliputi peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan kawasan perairan, baik perairan darat maupun perairan laut, yang menyangkut bentuknya, sifatnya serta fenomena lain tentang perairan.
Gejala-gejala atmosfer.
Gejala ini berkaitan dengan informasi tentang cuaca dan iklim, termasuk unsur-unsurnya dan faktor yang mempengaruhinya.
Gejala-gejala biosfer.
Gejala biosfer berkaitan dengan tumbuhan, hewan dan manusia, yang sangat dipengaruhi oleh unsur litosfer, hidrosfer dan atmosfer. Contoh informasi geografi yang berasal dari gejala biosfer adalah persebaran sumber daya alam hayati (hidup) Indonesia
Gejala-gejala sosial budaya.
Gejala ini berkaitan dengan kehidupan masyarakat antara lain kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat. Contoh gejala sosial budaya yang merupakan sumber informasi geografi, yaitu persebaran obyek wisata kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Karakteristik SIG
Merupakan suatu sistem hasil pengembangan perangkat keras dan perangkat lunak untuk tujuan pemetaan, sehingga fakta wilayah dapat disajikan dalam satu sistem berbasis komputer.
Melibatkan ahli geografi, informatika dan komputer, serta aplikasi terkait.
Masalah dalam pengembangan meliputi: cakupan, kualitas dan standar data, struktur, model dan visualisasi data, koordinasi kelembagaan dan etika, pendidikan, expert system dan decision support system serta penerapannya
Perbedaannya dengan Sistem Informasi lainnya: data dikaitkan dengan letak geografis, dan terdiri dari data tekstual maupun grafik
Bukan hanya sekedar merupakan pengubahan peta konvensional (tradisional) ke bentuk peta dijital untuk kemudian disajikan (dicetak / diperbanyak) kembali
Mampu mengumpulkan, menyimpan, mentransformasikan, menampilkan, memanipulasi, memadukan dan menganalisis data spasial dari fenomena geografis suatu wilayah.
Mampu menyimpan data dasar yang dibutuhkan untuk penyelesaian suatu masalah. Contoh : penyelesaian masalah perubahan iklim memerlukan informasi dasar seperti curah hujan, suhu, angin, kondisi awan. Data dasar biasanya dikumpulkan secara berkala dalam jangka yang cukup panjang.
Keuntungan SIG dengan menggunakan Komputer
Selain diperoleh informasi secara cepat, tepat dan akurat, keuntungan SIG dengan menggunakan komputer adalah:
1.    Mudah dalam mengolah.
2.    Pengumpulan data dan penyimpanannya hemat tempat dan ringkas (berupa  disket).
3.    Mudah diulang kalau sewaktu-waktu diperlukan.
4.    Mudah diubah kalau sewaktu-waktu ada perubahan.
5.    Mudah dibawa, dikirim dan ditransformasikan(dipindahkan).
6.    Aman, karena dapat dikunci dengan kode atau manual.
7.    Relatif lebih murah dibandingkan dengan survey lapangan.
8.    Data yang sulit ditampilkan secara manual, dapat diperbesar bahkan dapat ditampilkan dengan gambar tiga dimensi.
9.    Berdasarkan data SIG dapat dilakukan pengambilan keputusan dengan tepat dan cepat.


Cara Memperoleh Data Geografi
Survei lapangan.
Pengukuran fisik (land marks), pengambilan sampel (polusi air), pengumpulan data non-fisik (data sosial, politik, ekonomi dan budaya).
Sensus.
Dengan pendekatan kuesioner, wawancara dan pengamatan; pengumpulan data secara nasional dan periodik (sensus jumlah penduduk, sensus kepemilikan tanah).
Statistik.
Merupakan metode pengumpulan data periodik/per-interval-waktu pada stasiun pengamatan dan analisis data geografi tersebut, contoh: data curah hujan.
Tracking.
Merupakan cara pengumpulan data dalam periode tertentu untuk tujuan pemantauan atau pengamatan perubahan, contoh: kebakaran hutan, gunung meletus, debit air sungai.
Penginderaan jarak jauh (inderaja).
Merupakan ilmu dan seni untuk mendapatkan informasi suatu obyek, wilayah atau fenomena melalui  analisis data yang diperoleh dari sensor pengamat tanpa harus kontak langsung dengan obyek, wilayah atau fenomena yang diamati (lillesand & kiefer, 1994).
Fasilitas Standar GIS
Legenda Legenda (legend) adalah keterangan tentang obyek-obyek yang ada di peta, seperti warna hijau adalah hutan, garis merah adalah jalan, simbol buku adalah universitas, dan sebagianya.
Skala Skala adalah keterangan perbandingan ukuran di layar dengan ukuran sebenarnya.
zoom in / out Peta di layar dapat diperbesar dengan zoom in dan diperkecil dengan zoom out.
Pan Dengan fasilitas pan peta dapat digeser-geser untuk melihat daerah yang dikehendaki.
Searching Fasilitas ini digunakan untuk mencari dimana letak suatu feature. Bisa dilakukan dengan meng-inputkan nama atau keterangan dari feature tersebut.
Pengukuran Fasilitas ini dapat mengukur jarak antar titik, jarak rute, atau luas suatu wilayah secara interaktif
Informasi Setiap feature dilengkapi dengan informasi yang dapat dilihat jika feature tersebut diKlik. Misal pada suatu SIG jaringan jalan, jika diklik pada suatu ruas jalan akan memunculkan data nama jalan tersebut, tipe jalan, desa-desa yang menjadi ujung jalan, dan jalan-jalan lain yang berhubungan dengan jalan itu.
Link Selain informasi dari database, SIG memungkinkan pula meghubungkan data feature pada peta dengan data dalam bentuk lain seperti gambar, video, ataupun web. Pada gambar 5 adalah contoh link dari peta tentang probolingo yang jika di klik di bagian gunung Bromo akan memunculkan video, gambar-gambar, dan web tentang gunung Bromo.
Syarat pengorganisasian data: Volume kecil dengan klasifikasi data yang baik; Penyajian yang akurat; Mudah dan cepat dalam pencarian kembali (data retrieval) dan penggabungan (proses komposit).